Quantcast
Channel: Keluarga Cahaya Emas
Viewing all 71 articles
Browse latest View live

Pangeran Wisuda dan Aku

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

OH MY GOD, dimana sih ruang ujiannya? Parah, lututku keram. Belum lagi, sarafku kelabakan, keringatku bercucuran dan statusku masih tersesat. Ugh, aku mulai berasa konyol. Habisnya, ditatapi oleh kerumunan mahasiswa yang bukan di daerah kekuasaanmu plus tidak satu pun yang kamu kenal tuh rasanya benar-benar acakadul. Asing lagi terasingkan.

Hua, somebody help me!

"Kak Maya!" suara Ulfa yang berdenyut sopran hampir falsetto itu tiba-tiba menyentak kesadaranku. Bagaimana mungkin tadi aku tidak melihatnya? Aku cengengesan ketika dia menunjuk sebuah ruangan yang belakangan aku tahu itu adalah aula yang biasa dipakai oleh anak-anak fakultas ekonomi unhas untuk seminar atau ujian meja.

"Kak Yudi masih di dalam," seru Ulfa ketika aku sudah berada di hadapannya. Alisku menyatu, bukankah ujiannya dimulai sejak pagi tadi? Sekarang sudah hampir tengah hari, kok belum selesai ya? Heran, aku.

Seorang perempuan berjas almamater merah keluar dari ruangan. Kuduga dia juga salah satu peserta ujian meja tertanggal 29 Mei 2013. Jadi spontan aku mencegatnya, meminta tolong untuk memanggilkan Yudi.

"Muhammad Wahyudi Zain? Ng, yang mana ya?" tanyanya kebingungan.

Aku dan Ulfa langsung saling menatap. Gubrak! Mendengar pertanyaan itu, aku kehilangan keseimbangan, ups. Masih mending sih daripada si Ulfa yang berusaha menutup mulutnya, nyaris terbahak. Ah Yudi, kamu kok nggak terkenal sih?

"Dia cowok, tentu saja. Uhm, tinggi, badannya besar..." jawabku mulai memberikan ciri-ciri fisik Yudi. Mataku berputar, mencoba mencari kata lain untuk menggambarkannya

Ulfa yang tidak mau ketinggalan eksis, lantas ikut menimpali, "Rambutnya sedikit jigrak, gemuk dan pipinya tembam, kulitnya..."

"Oh, aku tahu! Yang kulitnya hitam kan?!" tukasnya lantang.

Aku dan Ulfa sempat ragu-ragu tapi kemudian kami bersamaan mengangguk. Belum sempat aku berterima kasih, dia sudah tergesa-gesa masuk kembali ke ruangan. Dan di menit berikutnya, Yudi muncul dengan senyum merekah di wajah.

"Dou desu ka?" sapaku menyambutnya.

Senyum Yudi menghilang, digantikan oleh kerutan tipis di dahinya. Dia mengembuskan napas, "Minta doanya, dong! Baru selesai ujian di satu penguji. Dua dosen penguji yang lain belum datang. Padahal waktunya sudah mepet. Hufft..."

Aku mengelus pundaknya, "Jangan patah semangat. Insya Allah lancar. Doaku untukmu. Semoga Allah memudahkan."

"Foto, yuk! Mama suruh foto nih, sebagai bukti detik-detik menjelang Kak Yudi bakal sarjana. Asyik, euy!" ajak Ulfa sembari menggoyang-goyangkan alisnya. Samsung galaxy tab 10.1 sudah bersiap di tangannya.

Pangeran Wisuda dan Aku
Hah, berfoto? Serta merta Yudi langsung merangkulku, tidak peduli dengan ekspresi mukaku yang masih manyun. Ulfa membidik posisi Yudi yang berdiri di sampingku. Aduh, aku kan belum setuju dipotret. Tahu-tahu, Yudi sudah tertawa bahagia. Jepret! Suara kamera terdengar.

"Gantian, dong!" Ulfa menyodorkan tab miliknya.

Sigap, aku menerimanya dan mulai mencari-cari sudut foto yang pas. Jepret! Ulfa dan Yudi tertawa konyol. Aku hanya bisa tersenyum-senyum melihatnya. Dua anak aneh. Tiba-tiba Yudi mengambil tab dari tanganku dan memberikannya pada seseorang yang berdiri tidak jauh dari posisinya, "Minta tolong potretkan dong, bro."


Secepat kilat, Yudi merangkulku di kirinya dan Ulfa di sisi kanannya. Mahasiswa yang dipanggil bro oleh Yudi ternyata dengan senang hati mau memotretkan. Dia mulai bersiap-siap lalu menghitung, "Satu... dua..."

Tok! Tok!

Kami terkejut. Pintu kaca diketuk dari dalam oleh seorang bapak. Dari image-nya, aku menduga beliau adalah seorang pengawas ujian. Beliau menyuruh Yudi masuk sembari tangan kanannya menunjuk sosok seorang dosen yang berada dalam ruangan. Oh, apakah dosen pengujinya Yudi sudah datang?

Jepretan foto terhenti di detik terakhir. Tidak ada foto yang sempat terekam lagi karena aku cepat-cepat mendorong Yudi masuk. Panik menyerbu, Yudi buru-buru mengelap keningnya. Dia membawa skripsinya dan berjalan mantap ke tempat duduk dosen pengujinya berada. Aku terpukau, tidak ada rasa cemas di wajahnya.

"Puffttt..."

Aku melirik ke sumber suara. Bunyi tawa yang tidak jadi itu berasal dari Ulfa. Penasaran. Ada apa sih? Dia tengah menatap galeri foto dari tab yang kini telah berada di genggamannya.

"Yaa Allah, siapa sih lelaki ini? Lihat ekspresinya! Wajah yang benar-benar bahagia!" jerit Ulfa tertahan. Aku kaget dan refleks mengetuk kepalanya, ampun deh, suaranya nyaring banget! Emang mau menarik perhatian seantero kampus, apa?

"Awh... sakit. Apaan sih Kak Maya, ini beneran lucu, coba lihat deh." Ulfa merengut. Aku menampakkan wajah bersalah. Ketika mata kami beradu, dia langsung tertawa lagi. Olala, karena tawa itu menular, akhirnya aku pun turut tertawa terbahak-bahak. Beneran deh, ada anak teknik dan anak hukum yang mericuh di ekonomi.

Alhamdulillah Tabaarakallahu Ta'ala, walau membutuhkan waktu 4 tahun 9 bulan, pangeran pertama dari keluarga The Zain akhirnya akan diwisuda juga. Jujur, aku sedikit takjub, untuk takaran adik laki-lakiku yang rada-rada begundal itu, proses kelulusannya benar-benar patut diacungi jempol. Ah, aku suka melihat semangatnya mengerjakan skripsi sebulanan ini. Kuasa Allah, dia tidak terlalu mendapat tekanan berarti dari rumusan skripsi yang menggigit otak lagi mematikan.

Well, aku sangat menantikan wisuda Universitas Hasanuddin periode Juni 2013 ini Insya Allah. Karena di hari itu, akan ada dua anak dari keluarga The Zain yang namanya mendapatkan tambahan gelar akademik. Yup, Yudi dan aku. Subhanallah!


Makassar, dalam hembusan anging mammiri yang memanggil datangnya sejuk.
Ketika satu pintu telah terlewati, mari melangkah ke pintu berikutnya.
Tertanggal 01 Juni 2013 Miladiyah / 22 Rajab 1434 Hijriyah



Untukmu di Bumi Aurora

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Aku mengenalnya dengan dakwah sebagai latarnya. Aku sadar diri, sangat tahu diri. Bahwa aku adalah seorang bawahan yang harus siap dipimpin dan dia adalah seorang atasan yang sedia memimpin. Jadi terang saja, tidak banyak yang bisa kuceritakan tentang dirinya.

Umm, kecuali kalau kau mau tahu bagaimana cara dia memimpin, bagaimana kegigihannya menjalankan suatu program ataupun kebijaksanaannya dalam menghadapi suatu kasus. Dengan senang hati, aku bisa menceritakannya. Begitu pula dengan cerita formalitas lainnya, aku bisa menuliskannya untukmu. High recommended, deh.

Sayangnya, bukan itu inti cerita hari ini.

Pertama kali mengenalnya, jujur, aku sangat takut padanya. Well, aku memang punya banyak salah, alhasil hatiku selalu ciut ketika berhadapan dengannya. Ditambah lagi, dia memiliki aura kaku dengan bahasa tubuh yang super tegas. Oh dear, jangan pernah menyuruhku bercanda di depannya, aku nggak bakal minat melakukannya. Alih-alih ketawa, dia pasti malah masang muka what are you doing dan akhirnya aku harus mengenyam tengsin karena gagal melucu. Efek-efeknya, aku bakal ngerasa tolol banget, plus wajahku menggagu dengan sukses!

Aku pun berpikir, aku tidak mau terlibat emosi lebih dalam dengan orang ini. 

Kau tahu, yang terjadi justru kebalikannya. Tidak kuduga, ternyata dia memerhatikan tingkahku yang wara-wiri di Kemilau Cahaya Emas. Alam bawah sadarku mulai terusik ketika dia rajin meninggalkan remah roti.  Rasanya tuh seperti antena yang menemukan titik target di luar beam. Umm jadi wajar dong, aku curigation.  Toh mikrokontrolernya masih memproses, ini masuk kategori noise atau signal?

Hey, kurasa dia adalah seorang esper!

Jangan salah paham, bukan dalam arti negatif ya. Asal kau tahu saja, dia tuh punya bakat membaca pikiran. What a surprised! Kayaknya dia lebih pantes jadi psikolog dibanding ahli biologi, deh. Soalnya ini pertama kalinya, aku bisa bercerita bebas tentang pandanganku pada seseorang. Alasannya sederhana, karena dia cepat tanggap dan nggak mudah salah paham. Klik! Dalam sekejap dia bisa mengikuti alur pembicaraanku, plus bisa memberi pandangan lain yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Sosok yang keren.

Lalu sebuah peristiwa mematikan terjadi. Akibat kelalaianku dalam bergaul dan memercayai orang, aku terkena fitnah di dunia maya. Kau masih ingat tidak, masa dimana aku menutup kolom komentar di Kemilau Cahaya Emas? Ting! Tong! Yup, di situlah huru-hara fitnah itu terjadi. Kalau dibayangkan lagi, hatiku jadi merapuh. Mau bagaimana lagi, itu adalah memori yang benar-benar menampar wajahku.

Akhwat Pejuang

Aku seperti diingatkan dengan hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam oleh riwayat Abu Dawud, "Dan perumpamaan teman yang baik ibarat seorang penjual minyak wangi. Kalaupun ia tidak memberikan minyak wanginya, setidaknya kita mendapatkan aromanya yang semerbak. Sementara perumpamaan teman yang jahat, tak ubahnya pandai besi. Kalaupun kita tidak terkena asap hitamnya, setidaknya kita akan mencium bau busuk dari tungkunya." Hadits shahih dalam kitab Al-Adab (4191).

Aku membusuk. Dan dia datang menolongku bak penjual minyak wangi.

Sampai detik ini, aku masih tidak tahu bagaimana berterima kasih padanya. Dia sangat berjasa. Karena dia, aku bisa lihai menilai pandai besi yang menyamar. Jadi alhamdulillah hari-hariku selanjutnya tidak terlalu berasap dan berapi. Dan sejak saat itulah, aku menempatkannya di daftar orang-orang yang akan kusms kalau hatiku sedang sesak dan butuh pencerahan. Ya, aku suka dia. Aku suka caranya memandang hidup.

Er-rr, apa aku jatuh cinta padanya?

Mungkin. Faktanya, aku memang terpikat padanya. Ugh, aku tidak bercanda. Memang di awal masa aku bahkan tidak berani mendekatinya tapi ... tapi ... semua berubah sejak negara api menyerang. Sejak dia datang dalam hidupku yang pink dan memberikan warna hitam putih yang bijak. Terharu. Wahai Rabb, terima kasih telah mendatangkan seorang saudari seiman yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

Aku pernah berkata padanya, "Aku ingin ke alternative universe, ke dunia imaji yang tidak akan pernah terjadi. Aku ingin ke sana, ke tempat dimana aku bisa menemukan dirinya dalam wujud laki-laki."

Senyumku mengembang saat dia tergelak lepas karena pernyataanku itu. Aku sadar, aku salah mengartikan ketegasan dan kekakuan sikapnya. Otakku salah mengolah data yang dilihat mata. Otakku tidak mempertimbangkan asas praduga tak bersalah yang dibawa oleh hati. Sayangnya, bukan hanya aku yang seperti itu. Orang-orang di sekitarnya juga salah menyusun puzzle perangainya.

Miris? Nggak juga, ah.

Jujur saja, tidak ada yang perlu dikasihani. Aku selalu berpikir, mengapa sih kita harus memaksa orang-orang melihat apa yang tidak mereka lihat? Biarkan saja. Toh tidak ada kebohongan di sini. Dan yang terpenting kan, kita nggak pernah berniat jahat pada siapapun. Kalau kemudian, mata mereka terbuka dan melihat hal-hal yang dilihat oleh hati, yah itulah yang namanya spesial. Kalau sampai akhir, ternyata mereka tidak juga bisa melihat, berarti mereka bukan sosok yang ditakdirkan untuk menjadi teman dekat.

Sekarang aku bisa memandangnya dengan cara yang berbeda karena tahu sosok aslinya gimana. Itupun aku yang berusaha memahaminya sendiri. Tentunya tanpa unsur paksaan. Slow down. Emm, kalau disuruh menyama-nyamakan, dia itu, maksudku gayanya, sangat mirip dengan sosok khalifah yang meluruskan shaf shalat dengan pedangnya. Ya, tingkahnya nyaris sama dengan sosok sahabat Umar bin Khattab. Sugoi desu ne?

Bermulazamah dengannya, membuatku  sadar, sepertinya aku butuh sosok seperti Umar bin Khattab untuk menjadi partner hidupku. Ini hanya pendapat pribadi saja ya. Rasa-rasanya aku butuh sosok seperti dia. Sosok yang akan memarahiku habis-habisan kalau aku melakukan kesalahan. Sosok yang tidak akan terlena dengan sifat manja dan cengengku. Sosok yang tanpa ragu menuntunku ke jalan hidayah hingga kelak di penghujung napas.

Suatu waktu, dia pernah bergumam, "Kenapa ukhuwah ini terjalin justru di detik-detik akhir kebersamaan ya?"

Aku tidak bisa memberikan jawaban. Kenyataannya, saat ini, aku memang sudah tidak berada di dek yang sama dengannya. Ketika dia masih dipercaya untuk menjaga haluan, aku dipindahkan ke buritan. Meski begitu, agar bahtera tidak tenggelam, kami tidak pernah mengeluh dan berjuang maksimal di posko masing-masing.

Nah, inti cerita kali ini adalah ... uhm ... aku tidak sedang menggosipinya loh. Awas saja kalau asal ngomong, hahaha. Fine, jadi begini, aku ingin membesarkan hatinya. Aku ingin dia tahu bahwa dia spesial, sebagaimana adanya dia. Aku ingin dia mencoba untuk memenangkan hati dan melepaskan beban pikirannya. Tidak perlu memaksakan orang lain mengerti. Toh akan tetap ada orang-orang yang bisa mengerti dirinya. Akan tetap ada orang-orang yang menyukai dirinya apa adanya. Aku, salah satunya.


Makassar, untuk dan hanya untuk akhwat pejuang di bumi aurora.
Tertanggal 09 Juni 2013 Miladiyah - 30 Rajab 1434 Hijriyah.


Hima Rain : Sebuah Blog Review

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Cerita kali ini meretas dari sebuah kontes unggulan blog review saling berhadapan milik komandan blogcamp. Jujur saja, sebelumnya aku tidak pernah melakukan hal ini. Kalau untuk Kemilau Cahaya Emas sih, sudah cukup sering, bahkan rutin kutelaah. Namun untuk blog kepunyaan orang lain, ini pertama kalinya bagiku. Well, memang harus selalu ada yang pertama bagi setiap hal yang baru kan?

Karena blog review ini sifatnya saling berhadapan, tentunya aku butuh partner untuk bisa join dalam kontes. Setelah melanglang buana di blogsphere, akhirnya aku menemukannya. Siapa dia? Baiklah, tidak perlu basa-basi lagi, telaah blognya akan segera kuhidangkan. Inilah dia, Hima Rain (http://www.hima-rain.web.id/) dalam sebuah blog review.

Header Blog Hima Rain
Header Blog Hima Rain

Dalam analisisku, Hima Rain adalah sebuah blog yang mengupas tentang tutorial handmade, menceritakan rajutan kisah dalam daily muslimah, mengumpulkan foto-foto kelucuan kucing, menampilkan sisi lain dari berkebun, dan menuturkan hal-hal unik seputar Jepang dan Korea.

1. Tampilan Blog Hima Rain
  • Template yang digunakan adalah template standar bawaan blogger yang telah diutak-atik olehnya dengan apik. Terdiri dari dua kolom utama dan tiga kolom tambahan di bagian bawah. Aku pribadi sangat menyukai desain sederhananya. Manis. Soalnya bernuansa pink, ungu dan abu-abu yang dibalutkan dengan background bunga. Plus warna font yang hitam legam di latar putih, membuat pengunjung tidak kesulitan untuk membaca postingannya. 
  • Tampilan Blog Hima Rain
    Tampilan Blog Hima Rain
  • Melirik ke navigasi blognya, terlihatlah kolom Blog Biasaji, Toko Online-ku, Fesbuk Toko Online-ku dan Tutorial Craft. Tahukah apa yang kurang? Laman about me. Aku tidak bisa menemukannya di sana. Padahal itu unsur yang penting loh. Ketika pertama kali berkunjung ke sebuah blog, yang paling membuat penasaran adalah siapa sebenarnya pemilik blog tesebut. Maka akan sangat sempurna, kalau disediakan laman about me. Tapi nggak perlu ngebahas diri dengan panjang lebar dan super duper bertele-tele, sih. Secukupnya saja. Mau about me yang absurd dan ajaib juga nggak masalah.

  • Aku melihat sebuah ruang kosong. Entah sengaja atau nggak sadar. Halaman utama blog hanya menampilkan dua postingan. Dengan jumlah widget di sidebar yang cukup banyak, hal itu menjadikannya timpang. Terus tercipta deh ruang kosong di bawah postingan. Karena aku suka keseimbangan, aku sedikit terganggu karenanya. Bukan apanya, aku kayak lagi nungguin sesuatu, berasa halaman blognya masih loading. Ups, hehehe. Somehow, it feels weird. 
  • Ruang Kosong dan Kursor Himawari
    Ruang Kosong dan Kursor Himawari
  • Yang paling eye catching adalah kursornya. Himawari. Dengan menggunakan aplikasi cursor switch, kursornya lalu memunculkan matahari-matahari kecil. Cantik. Aku jadi sering menggerak-gerakkan kursornya tanpa arah hanya untuk sekedar melihat goyangan sang bunga matahari. Suka sekali.

2. Kinerja Blog Hima Rain
  • Page Rank. Menurut seo stats, blog hima rain sudah punya google page rank 1. Keren. Ini prestasi yang cukup bagus, mengingat hima rain baru-baru ini berganti domain dari blogspot.com ke web.id. Dengan kata lain domain barunya sudah mulai unjuk gigi di blogsphere. Sudah cukup eksis. 
  • Page Rank Hima Rain
    Page Rank Hima Rain
  • Alexa Rank. Lumayan baik walau masih kurang greget. Informasi yang kudapat dari alexa mengatakan seperti ini : Hima-rain.web.id's three-month global Alexa traffic rank is 2,223,691. Roughly 16% of visits to it consist of only one pageview (i.e., are bounces). Visitors to this site spend about two minutes per day on the site and 43 seconds per pageview. Search engines refer about 4% of visits to the site. Hima-rain.web.id has attained a traffic rank of 62,058 among users in Indonesia, where almost all its audience is located.
  • Alexa Rank Hima Rain
    Alexa Rank Hima Rain
  • Page Info. Di dalam seo stats, hima rain tidak memiliki meta keywords. Jadi tidak ada kata kunci khusus yang diarahkan ke blog hima rain. Walau banyak blogger mengoptimasi blognya menggunakan kata kunci pencarian dan aku salah satunya, blog hima rain tidak melakukan hal itu. Blognya bersifat umum tanpa tendensi seo.  
  • Page Info Hima Rain
    Page Info Hima Rain
  • Page Speed. Untuk kecepatan loading pada blog, aku mengujinya di seo stats. Terhitung tidak lambat tetapi tidak cepat juga. Hasilnya menyatakan tiga bintang dari total lima bintang. Page Load Time: 3.04 Seconds. Average, 67% of web pages in the world are faster. If this is your site, perhaps you need to optimize the web site or migrate to a faster server.
  • Page Speed Hima Rain
    Page Speed Hima Rain
  • Index di Search Engine. Ketika menuliskan kata kunci hima rain di google, muncul sekitar 464.000 hasil pencarian. Kabar baiknya adalah blog hima rain tampil di urutan pertama. Laksana memenuhi panggilan alam, blognya sudah menjalin komunikasi baik dengan search engine. 
  • Search Engine Hima Rain
    Search Engine Hima Rain

3. Artikel Blog Hima Rain 
  • Ngomong-ngomong soal artikel, hima rain punya kategori post yang cukup banyak. Hal itu membuktikan artikelnya variatif dan unik. Soalnya, setelah kuhitung, ada sekitar 40 kategori loh. Mau tahu apa saja? Ini dia nih kategorinya : diary, infoku, Giveaway, my creation, Tutorial for blog, 日本の事, kucing, desainku, hima the explorer, Ad-dienul Islam, Masih tentang Skripsi, lirik lagu, drama korea, film, MOTIVASI, kegiatan, kesehatan, kontes blog, Airin Handicrabby, award, drama jepang, novel jepang, ひまわりの日, gardening, novel, winner, Resolusi Juara, dongeng jepang, firmoo, for muslimah, hadits, kotowaza, puasa, tanam-menanam, tanaman, the first, tugas kuliah, wisuda.

  • Dengan kategori yang banyak, tentunya diiringi dengan jumlah postingan yang banyak pula. Dan ternyata benar, blog hima rain terupdate dengan cukup baik, walau tidak terbilang rutin. Setidaknya tiap bulan pasti ada tulisan yang mengalir. Tercatat dari tahun ►2010 (46)  ►2011 (169)  ►2012 (92)  ►2013 (34).


4. Kesan terhadap Pemilik Hima Rain
Profile Hima Rain
Profile Hima Rain
Dilihat dari gaya tulisannya, hima rain itu dominan polos, begitu sederhana dan rada cuek. Kalau nggak efisien, dia nggak bakal menuliskan sesuatu secara panjang lebar, itu membuatku sadar kalau sifatnya nggak neko-neko. Malah kadang dia menyalurkan pikirannya hanya dengan dua paragraf yang blak-blakan, jujur dan apa adanya. Tulisan-tulisan singkat yang kerap menggugah hati. Aku suka.

Dalam suatu kesempatan, aku pernah bertemu langsung dengannya. Well, tidak banyak yang bisa kuceritakan, selain dia memang seperti tulisannya. Plus ternyata dia seorang pengendali mood yang bisa mencairkan kekakuan. What a wow! Pasalnya, di kali pertama aku bertemu dengannya, dia bisa dengan mudah membuatku bercerita bebas, sebebas-bebasnya. Lugas. Aku bahkan tidak perlu merasa sungkan padanya.

Jadi hima rain itu kalau disimbolkan dengan sesuatu, mungkin memang layak disandingkan dengan matahari dan hujan. Ya, aku merasakannya. Hima dari kata bahasa jepang himawari (bunga matahari, red) yang menceriakan dan rain dari bahasa inggris (hujan, red) yang meneduhkan. Bagiku, dia sosok kawan yang berharga.

5. Saran untuk Hima Rain
Apapun yang terjadi, tetap menulis ya! Kalau sedang nggak mood, ingat-ingatlah aku, seseorang yang dengan suka cita akan membaca tulisan di blog hima rain. Apalagi postingan tutorial flanelnya. Mantap. Aku selalu menjadikannya sebagai referensi untuk membuat kreasi flanel. Dan tahu tidak, desas-desusnya, di search engine google lagi marak kata kunci tentang flanel. Jadi selain berbagi ilmu, postingan berbau flanel bakal meningkatkan rating blog. Sekali dayung, dua-tiga pulau bisa terlampaui. Keren kan?

Demikian ulasanku tentang Hima Rain dalam sebuah blog review. Perlu diingat, ini hanya sebatas penilaianku saja, yang notabene merupakan buah pemikiran dari satu orang, bukan kelompok, bukan generalisasi. Seperti kata Einstein, mutlak, ini relativitas. Kalau ada hal-hal yang kuanggap bagus, atau ada hal-hal yang kuanggap aneh, itulah penilaianku. Dan karena setiap orang punya penilaiannya sendiri, maka sikap bijak sangat diperlukan di sini. Well, let's respect each others ^^






Dear Brain, You Were Right

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Dear tummy, sorry for all the butterflies. 
Honestly, this is also the shocking day for me.
A day that could bring such a wonderful hope.
Wondering now, ice is melting from the north pole.
With people who have a sunny in their entire time.
Precious and brave, little bit chaos but sweet.
For you, who makes unpredictable movement.
Thank you for giving me a butterfly in my life.

Dear pillow, sorry for all the tears.
I know this is like a zing, not a jinx.
But truly, I really want to escape.
This is my first time, I lie to myself.
I said, I can go through this way.
I can pass the path and find the gap.
Unfortunately, everything goes wrong.
And my eyes take a responsibility.
To cover the explosion by yours.

Dear heart, sorry for all the damages.
Today living under a smile is being so uneasy.
But it's the only way to figure out my day.
Somehow it feels very lively and pinky.
If nobody notice, if nobody worry.
Eventhough I got serious injury.
Inside, my heart broke far away.

Dear brain, you were right.
I am going to go along for sure.
Then fate will twist again.
So stand up, girl.
No doubt.



Makassar, June 18th 2013.
It's not just you. It comes to me too.
Sorry, I'm still owe a word for you.

Penataran Seputar Ramadhan 1434 Hijriyah

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Wahai Kaum Muslimin, Hidupkan Ramadhanmu!
Untuk wilayah Makassar dan sekitarnya, jangan lewatkan momen ini!
Ikuti Kegiatan Akbar Penataran Seputar Ramadhan 1434 Hijriyah.
Mari persiapkan bekal menyambut datangnya Ramadhan Mubarak.
How are you today? Are you ready for the next level?

Penataran Seputar Ramadhan 1434 H


PENATARAN SEPUTAR RAMADHAN 1434 H.
Hari Sabtu - Ahad / 29 - 30 Juni 2013.
Pukul 08:00 - 17.00 WITA.
Di Masjid Kampus Universitas Hasanuddin.

Kontribusi Peserta :
Rp 40.000,- (Umum)
Rp 30.000,- (Mahasiswa/Pelajar)

Presented By LIDMI, Ummat TV, Makkah AM.

*) Sumber diambil dari:
http://majalahalfirdaus.blogspot.com/2013/06/penataran-seputar-ramadhan-1434-h.html


Dan Allah Mencintaimu

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 

Sesungguhnya ada seseorang yang akan berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus malaikat untuk mengujinya. 

Setelah malaikat itu berjumpa dengannya, ia bertanya, ‘Hendak kemanakah kamu?’ 

Ia menjawab, ‘Saya hendak berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.’ 

Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah kamu merasa berhutang budi padanya sehingga merasa perlu mengunjunginya?’ 

Laki-laki itu lalu menjawab, ‘Tidak, aku mengunjunginya semata karena aku mencintainya karena Allah Ta’ala.’ 

Malaikat kemudian berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk menjumpaimu dan Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.’

(HR. Muslim)

Hal Kecil yang Disebut Cinta

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Siapapun kita, pasti punya seseorang yang disukai secara diam-diam. Saat kita memikirkan dia, rasanya seperti... emm... sedikit sesak di dada? Rona malu mengulum senyum di wajah? Atau bahkan otak seketika lumpuh terkena skizofrenia. Apa kau pernah merasakannya?

Bohong, kalau kau tidak pernah merasakannya.

Namun, jika aku yang mengatakan bahwa aku tidak pernah merasakannya, itu bukan suatu kebohongan. Serius. Faktanya lebih mudah mengurusi tesis dan segala tetek bengeknya daripada disuruh menjawab ya atau tidak untuk pertanyaan paling sentimentil sedunia, "Apakah kau sudah siap dibantu untuk memahami hal kecil yang disebut cinta?"

♥♥♥

Setengah berlari, aku mencoba mengatur napasku. Peluh mulai mengucur perlahan tanpa permisi. Maklum, sudah tiga kali aku bolak-balik seraya naik turun tangga untuk mencari dosen yang bakal menandatangani revisi terakhir tesisku.

Aku akhirnya memutuskan berhenti berlari dan mulai berjalan asal-asalan. Sedikit sempoyongan. Tiba-tiba suara rendah, berat dan penuh aura kebapakan, menggelitik telingaku, "Maya, kok masih di sini? Kapan berangkat ke Jepang?"

Kaget, aku melihat professor berdiri tepat di hadapanku. Ragaku langsung terjaga seratus persen. Aku sedang berada di depan kantor jurusan pascasarjana teknik elektro dengan beberapa pasang mata yang mengawasi.

Aku merespon pertanyaan tadi hanya dengan menyunggingkan senyum. Tidak ada kata yang mampu terucap. Lidahku benar-benar kelu. Bisa kulihat, kini wajah professor semakin dipenuhi rasa penasaran. Aku pura-pura tidak menyadarinya.

Oke, oke, oke, stop! Tiba-tiba aku merasa dihantui rasa bersalah. Aku pikir aku tidak bisa bergeming saja. Aku tidak tega melukai kebaikan hati professor yang sudah capek-capek menaruh perhatian pada rencana masa depanku. Aku lantas berkata, "Masih dalam proses pengurusan administrasi, prof. Misalnya saya butuh surat rekomendasi. Apa boleh saya memintanya dari professor?"

"Tentu saja boleh. Siapkan saja surat rekomendasi yang dalam bahasa inggris ya." jawab professor cepat dan mantap, tiada keraguan dalam kalimatnya.

Aku mengangguk dan professor pun berlalu dari hadapanku.

Kosong. Ada rasa sesak yang seketika menggaung. Tertanggal 25 juni 2013 lalu, aku sudah diwisuda. Alhamdulillah. Aku sudah mendapatkan tambahan gelar magister teknik di belakang namaku. Dan iya memang, sudah tidak ada hal penting yang perlu kuurus di kampus selain menyelesaikan revisi terakhir tesis.

Jadi wajar saja kalau professor bertanya. Masalahnya ini bukan pertama kalinya aku mendengar pertanyaan serupa terlontar tanpa basa-basi sedikit pun. Oh my god, aku merasa kabar itu terlalu mengudara, seakan penghuni bumi terlalu siap dengan antena penerimanya.

Mirip-mirip prosesi petir. Dimana gosip tentangku bak kilat yang menitipkan cahaya dengan tenang lagi cepat pada bumi. Padahal pergerakanku baru muncul di akhir waktu bak guntur yang menggelegar dengan bunyi keras lagi genting. Huh, miris.

♥♥♥

Ucapan Selamat & Sukses

"Tabaarakallahu Ta'ala, wisudanya bisa bersamaan. Kompak. Rencana berikutnya, bagaimana kalau Maya dan Yudi juga nikah kembar?" tanya Mama spontan ketika kami sedang makan malam keluarga.

Uhukk!
Suapan nasi yang masih di kerongkonganku spontan menyembur keluar. Alih-alih menelannya, aku malah sesak napas. Aku tersedak. Cepat-cepat aku mengambil gelas yang berisi air mineral dan meminumnya.

"Ide bagus tuh," jawab Yudi sambil tertawa.

Burrr! Uhukk! Uhukk!
Bagus, aku tersedak dua kali.

"Kak Maya jorok, ih. Stay cool, kenapa?" Rahmat menyindir dari sudut meja sebelah kiri.

Oke, sepertinya hanya aku di sini yang menganggap nikah kembar itu ide yang agak-agak ehem. Ekstrem? Well, calon saja belum ada.

Yang jelas, akhir-akhir ini aura meja makan benar-benar seram. Aku paling nggak bisa kalau ditanya-tanya seputar calon pasangan hidup. Lebih-lebih Bapak yang suka menginvestigasi siapa gerangan cowok yang kusukai diam-diam. Mati, deh.

"Maya..." panggil Mama perlahan. Beliau menatapku tajam, menggigit sanubariku, "Ingat, tidak ada S3 tanpa menikah. Mama tidak akan pernah mengijinkan Maya ke Jepang sebelum Maya menikah. Tidak peduli sekeras apa para professor menyuruh Maya berangkat, Mama pun akan bersikukuh menikahkan Maya terlebih dahulu." 

Aku tersenyum. Bisa kubayangkan, beberapa hari ke depan, aku akan mulai diperkenalkan dengan someone, someone dan someone. Fine, bagaimanapun juga, memang sudah tiba masanya. Aku sudah tidak punya alasan untuk tidak mengutamakan persoalan ini. Lagipula titah ratu mana sih yang pernah dilanggar?

♥♥♥

Di atas segalanya, aku benar-benar memerlukan suatu petunjuk dalam setiap istikharahku. Beberapa kali aku diperingati akhwat bahwa aku harus memilih bersama Allah. Rumusnya sederhana, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Dan beberapa kali pula aku harus meyakinkan mereka bahkan diriku sendiri bahwa aku tidak segamang kelihatannya.

Pertanyaannya sekarang, benarkah tidak ada seseorang yang diam-diam kusukai?

Sungguh, aku tidak ingin menyesal. Betapapun akan muncul kegalauan dengan level teratas, aku akan mempersiapkan diri. Toh menurutku, kegalauan dalam memilih pasangan hidup itu adalah hal yang wajar. Oleh sebab pilihan akan menentukan nasib hari depan, tidak akan ada seorang pun di bumi ini yang rela gegabah di dalamnya. Aku pun hanya salah satunya. Apalagi pernikahan bukan hanya persoalan dunia. Sungguh, pernikahan adalah persoalan dunia dan akhirat.

Jadi pertama-tama, hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak boleh mengingkari, tidak boleh berbohong dan tidak boleh mencari-cari alasan. Can you get it? Maya, jujurlah pada dirimu sendiri. Lalu temukanlah sendiri pula, sosok yang siap membantumu untuk memahami hal kecil yang disebut cinta.



Makassar, dalam masa-masa pascawisuda magister
29 Juni 2013 Miladiyah / 20 Sya'ban 1434 Hijriyah
Aku mohon diriku, kuatkan dirimu!

Si Dia, Pasca-Menikah

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Suatu siang, tanpa diduga, pikiranku tidak membiarkan kerongkonganku menelan makanan. Sekeras apapun aku mencoba untuk menggugah selera, sesuap nasi itu tidak jua bisa kunikmati. Kalut. Sedari tadi, aku hanya memainkan sendok yang bertengger manis di piringku. Sebenarnya aku niat makan nggak sih?

"Ada apa?" celetuk Kak Hera tiba-tiba.

Aku menatap ke sumber suara, kakunya wajahku terpaksa dipermak menjadi cerah. Kaget, aku bahkan tidak merasakan kehadiran kak Hera di meja makan.

Dengan lahap, kak Hera memakan santap siangnya. Selera super. Subhanallah, padahal dulu-dulu, sebelum menikah, dia nggak pernah tuh makan sekenceng itu. Sumpah, berat badannya pun nggak jauh-jauh dari kisaran 45 kg. Tapi coba lihat dirinya kini? Berat badan kami setara, euy! Bahkan aku ragu, mungkin aku lebih kurus darinya.

Malam Sebelum Akad Nikah - 22 Desember 2012

"Kak Hera..." aku membuka pembicaraan. Senyum simpul menghias bibirku, "Bagaimana rasanya setelah menikah? Apa ada yang berubah?"

Kak Hera menghentikan makannya. Dia mengedipkan mata lalu berkata, "Banyak!"

Wow! Aku terperangah mendengar jawabannya. Tidak kusangka, dia akan menjawab seceria itu. Perlahan tapi pasti, aku pun mulai terhisap dalam dimensi yang diciptakannya.

"Tahu nggak, May? Psikologis perempuan dan laki-laki itu bertolak belakang. Sebelum menikah, perempuan akan merasakan kecemasan yang bertubi-tubi, sedangkan laki-laki tidak pernah berpikir ke sana, mereka tipe yang easy going dan tenang. Nah pasca menikah, keadaannya berbalik."

"Cemas dalam artian apa?" tanyaku.

"Oh, come on Maya. You must be afraid of being alone forever. Kayak punya pikiran, aku bakal menikah nggak ya? Atau semacam, jodohku siapa sih? Bahkan sampai bilang, emang ada ya yang suka sama aku? Itulah cemas yang dimaksud. Paham nggak?"

Aku mengangguk. Sou, desu yo. Kadang-kadang bahkan sering kali, aku memikirkan hal-hal demikian. Ternyata faktor psikis toh. Hey hey, aku juga perempuan. Jadi tentu saja, aku tidak termasuk dalam pengecualian kecemasan.

"Pasca menikah, hati lebih tenang. Alhamdulillah. Aneh tapi fakta, aku sudah tidak peduli lagi dengan carut-marut di sekelilingku. Misal, ada berita-berita miring di rumah sakit atau kusutnya penelitian di mikrobiologi bahkan status-status gosip yang membahana di bbm atau facebook, I don't feel it anymore."

"Ya, iya. Kak Hera kan sudah punya dunia sendiri. Berasa dunia milik berdua kan?"

Kak Hera tersenyum dengan sangat manis. Asli. Ah, kakak perempuanku itu, benar-benar membuatku terinspirasi. Di antara The Zain Princess, dialah top of the top. Wajahnya cantik, otaknya brilian, akhlaknya santun dan kini sudah menyempurnakan separuh dien-nya.

Maasyaa Allaah, aku sangat-sangat bersyukur dijatuhkan di dunia teknik. Sehingga aku bisa melangkah tanpa dibanding-bandingkan dengannya, meraih jalanku dengan caraku sendiri. Begitu pula dengan Ulfa, adik perempuanku. Sungguh, memiliki dua orang kakak seperti kami, pasti akan sangat menekan alam bawah sadarnya.

"Bukan hanya itu, Maya. Pasca menikah, aura keibuan akan spontanitas muncul. Sekekanakan apapun seseorang, ketika telah menikah, dia akan tampak dewasa. Sikapnya sudah tidak meragu lagi, tidak akan segan-segan lagi dan yang terpenting, mampu mengungkapkan pendapatnya dengan bijak."

Aku melirik makananku, cepat-cepat kusendokkan sesuap nasi ke dalam mulutku. Tiba-tiba saja aku merasa harus makan. Mungkinkah aku sudah terprovokasi?

"Maya..." kak Hera merendahkan suaranya. Dia menatapku penuh kasih, "Sekarang giliranmu, May. Temukan pilihanmu sendiri. Sebenarnya lanjut sekolah ke Jepang, bukan ide yang benar-benar buruk. Yakin deh, tidak peduli seberapa jauh kamu akan pergi, kalau memang sudah takdir, kamu pasti akan menemukan jodohmu."

Aku tertawa. Luar biasa terima kasih kak Hera. Setidaknya beberapa beban yang ada di pundakku seakan terangkat. Lepas, diterbangkan asa dan semangatmu pasca menikah. Tabaarakallahu Ta'ala.

"Eh, May! Tertarik nggak, hidup didampingi oleh seorang dokter? Dia baik loh. Alim pula. Mirip-mirip Maya. Mau kukenalkan? Ah, tapi Maya kenal kok orangnya."

Hatiku tergelitik. Aku bertanya, "Siapa?"



Makassar, teruntuk putri pertama keluarga Zain.
Tanggal 04 Juli 2013 Miladiyah / 25 sya'ban 1434 Hijriyah.
Sepertinya aku mengerti, mengapa seseorang bisa gemuk pasca menikah.


Ramadhan Tiba, Waktunya Hibernasi

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Aloha Guys! Ramadhan Mubarak!
Ramadhan 1434 Hijriyah sudah di depan mata!

Untuk dan hanya untuk karena itu, disampaikan kepadamu, para pembaca setia blog Kemilau Cahaya Emas, bahwa tidak akan ada update postingan untuk satu bulan ke depan. You-know-why. Ehem, jadi aku mohon pamit, pengen lenyap sejenak!

Ayo, berlomba-lomba dalam kebaikan, jadilah Finalis Ramadhan!

Ramadhan 1434 Hijriyah


Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Huzaimah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

Pada malam pertama bulan Ramadhan, syetan-syetan dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satupun pintunya yang dibuka. Pintu-pintu syurga dibuka dan tidak ada satupun pintunya yang ditutup. Dan penyeru berseru, 'Hai pencari kebaikan, datanglah dan hai pencari keburukan berhentilah. Allah mempunyai orang-orang yang terbebas dari neraka, dan itu terjadi pada setiap malam.'

(Dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam shahih Al-Jami’, nomor 759)


Makassar, Ramadhan Tiba, Waktunya Hibernasi!
1 Ramadhan 1434 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, 10 Juli 2013 Miladiyah.
Sesuai keputusan pemerintah melalui sidang itsbat di kantor kementerian agama RI.

Idul Fitri 1434 H

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim 



Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah
Taqabbalallahu minna wa minkum
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menerima
amal ibadahku dan amal ibadah kamu sekalian
Mohon maaf lahir dan batin ya ... !!!


--------------------------------------------------------------------
Makassar, Aloha Pembaca KeCE! Salam Jumpa Kembali ^^
Tertanggal 01 Syawwal 1434 Hijriyah atau bertepatan 08 Agustus 2013 Miladiyah
Berdasarkan penetapan pemerintah melalui sidang itsbat di kantor kementerian agama RI.


Puasa Syawal, Beratkah?

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al Anshari radiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu disusul dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) bagaikan puasa setahun penuh." (HR. Muslim)


Pagi itu, selepas melaksanakan shalat I'ed, kami berbondong-bondong ke rumahnya Dato' Ummi a.k.a panggilan untuk nenek dari pihak bapak. Sesampainya di sana, belum apa-apa, Rahmat sudah grasak-grusuk. Tujuannya yaa cuma satu: pengen cepat makan! Hahaha.

Yes, totally he gets what he wants!

Rahmat memasukkan potongan burasa ke dalam mulutnya dengan lahap. Tak lupa kuah pallu basa yang disendoknya sedetik kemudian. Alhamdulillah, nyamanna tawwa bela ^^ Di sisi kiri Rahmat, Ulfa pun tak kalah lahap memakan ketupat dan sambal goreng dagingnya.

Daging!!

Wah wah, dua anak itu, kayaknya udah migrasi ke dimensi yang berbeda, deh! Fufufu~ Habisnya, pas tengok ke sisi lain, suasananya masih kalem. Ho oh, dengan adem ayem, Kak Hera masih menyiapkan makanan untuk Kak Indra, suaminya yang duduk tepat di sampingnya. Sedang Yudi, sepertinya masih bingung mau mengambil lauk apa, sedari tadi dia hanya bertengger di tepi meja makan.

Nah, aku sendiri? Fiuuh, masih sok sibuk dengan handphone. Tak lama, senyum sumringah muncul di bibirku selepas membaca kabar melalui pesan praktis bbm. Merasa cukup, lantas aku mengembalikan handphone tersebut kepada Rahmat, si empunya blackberry.

Tiba-tiba Rahmat berteriak, "Alhamdulillah puasa usai, sudah bisa makan lagi!!"

Ee! Sontak aku kaget dan mendaratkan bogem mentah ke pundaknya. Dia meringis, mengundang tawa dari penghuni ruang kala itu.

"Kak Maya kenapa, sih?" tanyanya kesal.

Aku menjulurkan lidah, "Siapa suruh mendadak teriak gitu, bikin jantungan, tahu nggak. Lagian masih ada puasa syawwal sebanyak enam hari, Rahmat sayaaang!"

Pats! Raut wajah Rahmat tiba-tiba tercekat, seakan aliran darahnya tidak berjalan normal, pias. Menyadari kegugupan Rahmat, Kak Hera mengeluarkan ledekannya, "Wiiih, Rah-mat! Sudah sebesar ini tapi ternyata masih malas puasa. Waduh, ada yang tidak beres! Aiiih, mau dilaporkan ke Mama, ya?!"

Uhuk, maafkan aku. Selamat ya Rahmat, kamu sukses jadi bulan-bulanan selama beberapa menit. Ulfa dan Yudi bergabung di medan penertawaan. Mereka berkoar tidak jelas hingga kutu pun mati karenanya. Ulala~ Plus tawa yang tak tertahankan dari Kak Indra. Lengkap sudah, Rahmat mati kutu!

Rahmat menoleh padaku, dia berbisik pelan tapi jelas, "Huum... Rasanya puasa di luar bulan Ramadhan tuh kayak ngangkat batu yang berat banget. Eeh, Kak Maya... Apa tadi Mama bbm nyuruh puasa syawal ya?"

Gubrak!! Oh adik bungsuku tercinta, Rahmat si bontot yang usianya sudah menginjak 19 tahun, selamat datang di medan penertawaan bagian kedua. Hahaha!

Tiba-tiba Tantanning alias panggilan untuk kakaknya bapak menghampiri kami yang sudah amat sangat ribut di meja makan. Katanya, suara kami bikin geger Dato' Ummi yang masih berada di dalam kamar. Ups! Mentang-mentang tamu pertama dan tidak ada orang lain di sana, kami malah seenaknya berkelakar. Waduh, astaghfirullah. Beginilah kondisi anak-anak tanpa pengawasan orang tua. Jangan ditiru ya! Syalalala.

"Bagaimana kabar Bapak dan Mama, Nak?" selidik Tantanning, ingin tahu.

Aku yang beberapa menit lalu telah membaca kabar Bapak dan Mama via bbm segera menjawab, "Alhamdulillah, sehat walafiat tanpa kurang satu apapun. Karena Makassar lebih cepat lima jam, jadinya di sana masih takbiran, Tantanning. Masih persiapan untuk melaksanakan shalat I'ed."

"Alhamdulillah. Semoga Bapak dan Mama baik-baik saja sampai tiba di tanah air kembali," ujar Tantanning cepat. Aku tersenyum, ada nada haru yang terselip dalam kalimatnya. Dalam hati, aku mengaminkannya.

Makkah Al Mukarramah

Faktanya, Bapak dan Mama melaksanakan ibadah umrah semenjak tanggal 17 Ramadhan lalu. Semoga Allah merahmati keduanya. Tabaarakallahu Ta'ala, dapat program tiga hari beribadah di Madinah Al Munawwarah dan tujuh belas hari menetap di Makkah Al Mukarramah. Dahsyat sekali, bisa menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan di Rumah Allah, Baitullah. Lebih-lebih, bisa berlebaran di tanah haram. Alhamdulillah yah, sesuatu banget. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Fakta keduanya, kami berenam harus survive di atas kaki sendiri hingga tanggal 9 Syawal kelak, tanggal kepulangan Bapak dan Mama Insyaa Allah. Berat sih, tapi sebisa mungkin nggak boleh mengeluh. Toh intinya, kami harus kuat atau tampak kuat, berusaha maksimal tidak membuat Bapak dan Mama khawatir. Aal iz well. Parah dong, kalau ibadah Bapak dan Mama jadi terganggu hanya gara-gara kepikiran kami. Lagipula semua terjadi untuk yang terbaik, tidakkah begitu?

Situasi tawa telah berhenti, aku pun kembali ke topik semula, membangun suasana hati. Tanganku mengelus lembut pipi Rahmat, "Yang nyuruh puasa yaa Allah, dong. Pahala puasa syawal tuh setara dengan puasa selama setahun loh. Jangan disia-siakan ya Rahmatku?"

Ragu-ragu menghadang, selang beberapa detik berikutnya, Rahmat pun mengangguk perlahan. Dia berseru, "Boleh selang-seling kan, Kak Maya?"

Aku tersenyum mengiyakan, "Tentu saja!"



Makassar, Puasa Syawal, Beratkah? ^^ Tidak, Insyaa Allah.
Syawal tinggal dua puluh empat hari lagi. Don't miss it guys!
13 Agustus 2013 Miladiyah / 06 Syawal 1434 Hijriyah

Hey, Barbie Bodoh yang Mengejutkan!

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Aku tidak tahu harus memulai bercerita darimana. Emm... anggap saja, ini suatu hal yang tiba-tiba, walau jujur kedatangannya tidak pernah terasa terlalu tiba-tiba.

Suatu malam, ketika aku selesai memperbaharui postingan Who-I-am yang memang hasil revisinya agak-agak brutal [baca: heboh, kepedean dan norak] hehehe yaa gitu deh  (•ˆ⌣ˆ•)/  nah, aku jadi teringat seseorang!

Seseorang yang memanggilku barbie bodoh yang mengejutkan.

Dia itu ... gimana ya mengatakannya? Sosok yang benar-benar mau dibilang keren nggak ketulungan. Romantis parah. Bodoh kuadrat. Sok kuat. Sok bisa. Jingga yang sama sekali nggak oranye. Si tukang kabur. Dan dan dan setiap aku melihat daun yang berguguran, aku selalu merindukannya. Selalu. Si pocahontas payah yang menyebalkan.

Tiba-tiba dia bertanya dalam sebuah sms, "Kamu mengantuk? Sudah mau tidur?"
Serta-merta aku menjawab enggak, menanggapi pertanyaan pertamanya. Begitupun untuk pertanyaan keduanya, "Enggak."

"Aku coba tulis sesuatu dulu ya di email. Kalo jaringan bagus sih," janjinya.
"Oke," jawabku cepat, semoga membuatnya berpikir bahwa aku menunggunya.

Lalu aku tertidur. Hening. Aku terlelap dalam buaian mimpi. Hahaha, aku tahu, aku sedikit usil ya padanya? Atau terbilang kejam? But, hey! Jangan menyalahkanku, dong. Waktu sudah menunjukkan pukul 23:07 WITA. Mataku benar-benar nggak bisa kompromi.

Gulita pun mengalir dan tibalah masa di penghujung sepertiga malam. Aku terbangun. Nikmat. Setelah menunaikan kebutuhanku terhadap Sang Pencipta, hal pertama yang kulakukan adalah membuka email. Aku ragu-ragu, apa dia sudah menuliskannya?

Wah, ternyata benar, sudah.

daun-daun yang berguguran

Hey, barbie bodoh yang mengejutkan.
Kenapa ingin dipanggil bodoh sih?
Kau itu kan tidak bodoh, hanya saja aku malas mengakuinya.

Hahaha! Kalimat pembuka yang super sekali. Sukses membuat gigi-gigiku bergemeletuk karena menahan tawa. Dasar tukang bikin greget! Seseorang tolong pahamkan aku, "hanya saja aku malas mengakuinya" itu maksudnya apa sih? Aku pintar, gitu? Whohoho!

Barusan kau tanya kenapa aku belum tidur.
Aku tidak bisa mengakui aku sedang menulis ini untukmu. Nanti kamu menunggu. Menunggu bisa membuat sesak. Dan kamu harus selalu bahagia. Harus.

Well, maaf. Aku tertidur. Dari kalimatmu, bisa kusimpulkan bahwa menunggu bisa membuatku tidak bahagia. Benarkah? Ah, itu hoax! Percayalah, aku memang orang paling tidak sabaran sedunia, tapi faktanya, hal-hal keren selalu menghampiriku jika pada akhirnya aku menunggu. Tahu kenapa? Karena semua hal butuh proses.

Kamu tidak rindu kupanggil putri cahaya? Apa karena semua orang memanggilmu begitu sekarang? Memangnya siapa sih orang yang mulai memanggilmu cahayaku? Atau kamu lebih suka kupanggil kak maya saja? Atau kau-kau yang seperti biasanya? Kau-kau itu spesial loh. Mana ada coba junior yang berani sebodoh itu?

Rindu nggak ya? Emm... mungkin tidak terlalu. Aku lebih rindu dengan panggilan barbie, sih. Memangnya dirimu ya yang merintis nama Putri Cahaya untukku? Benarkah? Tapi sepertinya sih begitu. Separuh ingatanku membenarkannya walau separuh yang lain meniadakannya. Hahaha, kak Maya! Sapaan itu bahkan tidak pernah terdengar dari mulutmu. Aish, sok spesial lagi. Kalau ngaku sebagai junior, anggap aku sebagai senior dong!

Yang pasti aku tidak mau memanggilmu cinderella. Itu panggilan dari orang paling spesial kan? Jadi biarkan saja yang spesial itu tetap utuh ke-spesial-an-nya. Selain karena aku tak pernah melihatmu memakai sepatu kaca sih.

Yup. Tapi sepertinya dia bukan tipe orang yang akan memanggilku cinderella, deh. Walau faktanya dialah sang pangeran yang telah menemukan sepatu kacaku Insyaa Allah. 

Ada banyak hal harus kuurus.
Aku mungkin akan menjadi lebih sibuk dari sebelumnya.

Kayaknya kamu memang selalu sibuk, deh. Serius. Kapanpun.

Ada banyak setengah hal yang tak kuceritakan. Tapi bukan berarti aku tidak percaya padamu. Mungkin sekedar bukan porsimu untuk tahu. Atau memang tidak begitu penting untuk kamu tahu. Tapi berhentilah meragukanku. Itu menyakitkan.

Bukan porsiku untuk tahu tuh maksudnya apa sih? Rasa-rasanya aku selalu menjadi orang yang paling akhir tahu. Aku selalu berusaha memercayaimu tapi Yaa Allaah... please deh, aku nggak pernah tahu kapan kamu benar-benar merasa kesakitan.

Aku selalu ingin menulis selama aku masih bisa melihat tanpa merasa sakit.
Tapi langit selalu punya skenarionya sendiri.
Aku sedang berjuang beberapa bulan ini.
Tapi seperti yang kamu bilang aku ini payah.

Kok auranya mendadak sedih gini sih?

Aku suka menulis, memotret, ke sawah, mandi selama 2 jam, menangkap serangga, melihat bintang, nasi goreng, donat, semua cake buatannya dian, cappucinno, gadget, main, barang-barang mahal, belanja, tidur, basket, meditasi, main ayunan, air kelapa muda, panen hasil kebun di desa, agak hiperaktif (bahasa yang sulit), ditraktir, sepatu olahraga yang cool, liat orang breakdance, travelling, main gitar di kamar, jam tangan, sherlock holmes, komik, jazz, kpop, one piece, cars movie, kungfu panda, dan banyak lagi.

Kamu tahu tidak? Ini part yang paling kusukai dari emailmu. I love to read it. Ketika kau bercerita tentang hal-hal yang kamu sukai, tentang kebiasan-kebiasaan abnormalmu dan yang terpenting tentang dirimu. Tentang kamu.

Tapi yang paling penting aku suka senyummu.
Karena kamu bisa membuat dunia ikut bahagia bersamamu.

Lalu di akhir, kalimatmu selalu menggantung padaku. Seperti ini.

Dan bagiku itu cukup.
Aku lebih rela dengan itu dibandingkan mendapatkan semua hal gila yang aku suka.

Atau seperti ini.

Maka bahagialah untukku, meski bukan bersamaku.

Ya, seperti ini. Hangat.

Aku mengantuk.
Pocahontas, Keren, Menyenangkan

Terima kasih untuk email di sela-sela kantukmu. Ya baiklah, aku mengakuimu, Pocahontas keren yang menyenangkan. Suka mendengarnya? I hope so. Soalnya aku juga suka.


Ehem... ini pertama kalinya aku menjawab emailmu melalui blog kan? Dulu-dulu, aku pasti hanya nge-posting emailmu di Kemilau Cahaya Emas dan membiarkan kamu tahu bahwa aku membacanya. Atau kadang, aku membalasnya di kotak komentar. Nah sering banget sih kalau cuma lewat sms. Tapi di blog?

Hey, ini sungguh pertama kalinya.
Very berry strawberry spesial untukmu.
Awas, kalau ini tidak membuatmu senang!


Makassar, a letter with truly love, fully hug and brightly kiss
19 Agustus 2013 Miladiyah / 12 Syawal 1434 Hijriyah
Si barbie bodoh yang mengejutkan untukmu.


Ini Sungguhan, Aku Remedial

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Seseorang pernah berkata padaku, karena cinta kamu akan membiarkan seseorang salah paham padamu. Seberapa besar pun kekacauan pikiran yang terjadi, kamu akan bertahan dengan kondisi tersebut. Tak ada maksud berbohong apalagi menyakiti tapi kamu tak jua bisa menjelaskan apa yang terjadi. Karena menurutmu itu adalah cara terbaik untuk membuat orang yang kamu cintai tidak menderita lebih dalam.

***

Tak kusangka ini kali kedua aku mengalami ruam rasa seperti ini. Sigh, benar-benar menyesakkan dada lagi menguras air mata. Parah, pikiranku buntu. Belum lagi, jari-jemari yang kaku, tidak mampu menyampaikan maksud hati dengan benar. Jadilah sebuah benang kusut yang ruwet dari invensi pemikiran yang ditunggangi emosi labil.

Perih. Distorsi. Ilusi.

Yaa Allah Yaa Rabbi... aku sangat sadar, aku ini begitu beruntung, bak mendapat cahaya di atas cahaya. Skenario langit yang paling kusukai; dicintai utuh, menyeluruh dan sepenuh hati. Ya benar, aku memiliki orang yang sangat mencintaiku karena-Mu. Kehadirannya mengingatkanku pada cahaya-Mu. Membuatku mampu mengisi hari dengan memperbaiki diri dan mengingat mati. Subhanallah, itulah guna seorang saudari.

Anehnya, kadang aku merasa seperti memakan buah si malakama. Maksudku, kadang aku merasa seperti menghadapi keadaan yang serba salah. Keadaan itu muncul ketika kurasakan ukuran cinta yang diberikan padaku terlalu besar -overload- melebihi batas kapasitasku sebagai si penerima cinta.

kemilau cahaya cinta

Well for your information, jauh di lubuk hati, aku tahu, aku mengerti, aku memaknai haditsnya. Tersebutlah dalam periwayatan Imam Bukhari, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.”

Aku sadar, kesempurnaan iman seseorang teruji oleh ikatan hati yang berurat akar. Istilah kerennya, ukhuwah islamiyah, ikatan persaudaraan karena Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka tidak jarang, banyak hati yang begitu berlomba-lomba memuliakan saudarinya.

Nah di sinilah malakama muncul; ketika cinta tidak memenuhi syarat kesetimbangan. Maksudnya prasyarat? Iya sih, tidak ada prasyarat atau kualifikasi tertentu dalam menilai sebuah ukhuwah islamiyah, tapi beneran deh, gampang banget buat menyadari kalau ternyata cintanya berat sebelah. Umm... kondisi dimana kamu menerima terlalu banyak, sedang pemberianmu tidak ada apa-apanya.

Faktanya, bagaimanapun dekatnya ukhuwah itu, akan selalu ada hal-hal yang masih tetap tersembunyi. Ada hal-hal yang tetap tidak bisa kamu ceritakan padanya. Ada hal-hal yang kamu ingin dia mengerti sendiri, tanpa kamu harus menjelaskannya. Ada hal-hal yang kamu rela dia salah paham padamu, mengumumkan rasa kecewanya padamu, bahkan tidak mengapa bila dia sampai membencimu.

Karena menurutmu itu adalah cara terbaik untuk membuatnya tidak menderita lebih dalam. Karena menurutmu itu adalah cara terbaik untuk menyatakan cintamu padanya. Bodoh nian si pola pikir, maksud hati hendak mencintai, apa daya tangan melukai.

Ironis ya, secara harfiah, pengennya sih orang yang paling dekat denganmu alias paling mencintaimu adalah orang yang paling mengerti dirimu. Sayangnya, fakta di lapangan mengikrarkan bahwa orang yang paling dekat denganmu adalah orang yang paling mudah menyakitimu. Toh buktinya, hanya semudah membalikkan telapak tangan untuk berlaku gamblang di hadapan saudari sendiri ketimbang di hadapan orang asing.

Jujur saja, aku masih gagu dari ujian Allah yang satu ini. Di episode kehidupan yang lalu, aku telah mengalami guratan rasa yang menyedihkan itu dan (kupikir) aku telah menyelesaikannya dengan baik. Nyatanya, saat ini aku mengalaminya lagi. Lagi! Yaa Allah... ini sungguhan, aku remedial. Hiks, aku belum lulus.

Yaa Allah... maka nikmat Tuhanku yang manalagi yang aku dustakan? Astaghfirullah, ampuni segala kekacauan hati hamba, Wahai Rabb Yang Maha Membolak-Balikkan Hati.

Aku tidak bisa berjanji akan mendapatkan nilai bagus kali ini. Aku juga tidak bisa berakad akan mengurai benang kusut yang memusingkan ini. Namun hey, kabar baiknya adalah aku bisa memberikan satu hal; aku akan siap siaga untuk tetap tersenyum pada dunia.


Makassar, Ukhtayya, ana uhibbukifillah...
Untuk dan hanya untuk saudariku yang selalu tersudutkan
Tertanggal 28 Agustus 2013 Miladiyah / 21 Syawal 1434 Hijriyah

Maya di Wajah Seseorang

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirahiim

Senja yang sepi membersamai kepulanganku dari kampus. Tertatih, aku melangkahkan kaki ke dalam rumah. Yaa Allah, sungguh lelah sangat. Pengurusan seminar hasil penelitian tesis bener-bener bikin rambut tambah rontok. Hiks.

"Maa-yaa~" suara panggilan dari mama terdengar begitu menggelitik.

Cerah. Aku melihat bening yang bersinar di wajah mama. Ada apa ini? Tiba-tiba saja aku merasakan firasat aneh. Burukkah? Ee, tunggu sebentar. Perlahan tapi pasti, aku merasakan perubahan aura yang manis. Emm... rasanya tuh semisal kamu memiliki rahasia dan ingin sekali berbagi tetapi informasi yang kamu beritahukan hanya sedikit. Syalalala, super misterius!

Aku berbalik ke sebelah kiri, di sana tampak kak Hera yang mengangkat alis, gregetan. Di sampingnya, kak Indra terlihat cukup berusaha menahan senyum. Wah, aku benar-benar tampak sebagai satu-satunya makhluk yang berpikir keras di ruangan ini.

"Tadi pagi, Mama melihat Maya di wajah seseorang," tutur mama membuka pembicaraan.

Wh-what?! 

Sontak, lidahku kelu. Kaget. Tak sepatah kata pun mampu terucap. Yaa Rabbi, apa mama melihat doppleganger (double walker, germany red) yang ditakhayuli sebagai kembaran diri sendiri di muka bumi?

Ee, loh! Tunggu, kok aku mikirnya kacau begini? Mama kan tadi bilangnya melihat wajahku. Ya, melihat pinang dibelah duaku, bukan melihat bayangan diri. Er-rr, berarti... jangan-jangan maksudnya...?

apple in love
Mama melihat Maya di wajah seseorang - Apple in Love - Original picture was here

"Ketika dia tersenyum, subhanallah, miriiip sekali sama Maya. Rasanya tiba-tiba jatuh terpana, bagai mendapati anak kandung yang tidak keluar dari rahim sendiri. Yaa Allah, Mama kepengen segera mempertemukan Maya dengan dia," aku mama tanpa basa-basi.

Hah?!

Tanpa menunggu reaksiku lebih lanjut, mama kembali berujar, "Walau baru pertama kali ketemu, mama langsung tahu. Dia laki-laki sholeh yang baik, akhlaknya pun bagus. Masya Allah, kenapa Maya tidak pernah bilang kalau selama ini dimentori oleh sosok sekeren itu?"

Aku menganga. Terperanjat lebih dalam. Deru napasku mendadak saling berkejaran. Belum lagi, jantungku memompa darah dengan begitu tidak sabar. Astaghfirullaha wa atuubu ilaihi. Nyaliku menciut. Gila, aku seperti narapidana yang tengah divonis hukuman mati!

Kucoba menata sepatah kalimat, "Mama, dia... emm... dia..."

"Dia laki-laki yang santun dan dewasa. Cocok untuk Maya. Di dalam hati kecil, Bapak selalu menerka-nerka, bisa jadi dia memiliki rasa untuk Maya. Wacana ini tak pernah terlontar, hingga pagi tadi mama turut menemani Bapak ke kantornya, dan akhirnya bertemu dengan dia," Bapak tersenyum, turut angkat bicara.

Ugh. Yaa Allah, tolong aku. Sesak. Aku nggak tahu mau ngomong apa!

Mama segera memelukku, lalu berbisik, "Apa Mama boleh mengundangnya ke rumah? Maya harus bertemu dengannya."

Aku balas berbisik, "Aku pernah bertemu dengannya, Ma."

"Benar? Kapan?"

"Iya. Tahun lalu, ketika pertama kali aku dan Bapak mengikuti training cash management perusahaan. Alhamdulillah, aku akhirnya bisa menangani pembukuan online dengan lancar berkat diajari langsung oleh ahlinya, dia."

"Lalu kapan pertemuan kedua akan terjadi?" ungkap mama tak sabaran.

Aku bergeming.

Alih-alih meminta dukungan dari Kak Hera agar posisiku tidak terlalu tertekan, aku malah memilih bungkam. Soalnya kak Hera melempar senyum menggoda, sih. Haduuh, benar-benar menggalaukan. Ups, sampai lupa! Aku kan masih punya kartu as!

"Mama, bolehkah aku menyelesaikan tesis dulu? Insyaa Allah usai sidang tertutup memperoleh gelar magister teknik, aku akan memikirkannya dengan lebih serius."

"Janji?" mama menepuk kepalaku.

Lagi, aku bergeming.

Aku sangat mengerti, beberapa tahun lagi, usiaku sudah mencapai seperempat abad. Aku sangat mengerti, bapak begitu ingin melihatku berbahagia dengan sesegera mungkin menggenapkan separuh dien. Aku sangat mengerti, mama pun tidak akan mengizinkanku kuliah Ph.D kecuali statusku telah berubah dari single menjadi double. Aku sangat mengerti, mama dan bapak bermaksud memberikan kebaikan pernikahan atas diriku.

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Jika ada orang yang kalian ridhoi agama dan akhlaknya meminang putri kalian, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kalian tidak melakukannya, maka fitnah di bumi dan kerusakan yang besar akan terjadi."

Aku sangat mengerti. Tapi entah kenapa, dadaku tetap saja merasa sesak. Napasku masih saja tercekat, bak berada di dalam air dan tengah mencoba menggapai-gapai oksigen. Yaa Allah Yaa Rabb, kok aku pengen banget nangis ya? Ah, tidak, tidak.

Aku menguatkan hati, lantas mengangguk, "Janji. Insyaa Allah."



Makassar, dalam balutan-balutan masa depan.
Ya, Aku sangat mengerti. Insyaa Allah. Insyaa Allah.
21 Maret 2013 Miladiyah / 27 Rabiul Akhir 1433 Hijriyah.


Lisf of Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

List of Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]

Berikut ini adalah daftar ide-ide yang telah masuk di meja redaksi alias email admin Kemilau Cahaya Emas. Well, takjub, aku tidak menduga akan mendapat respon sebaik ini. Subhanallah. Makasih ya!


LIST OF IDEAS [Kamu Meminta, Aku Menulis]
  1. Tanggal 02-09-2013 oleh Peri Langit : Cerita tentang Dia
  2. Tanggal 07-09-2013 oleh Jiah Al Jafara : Membuat Flash Fiction 
  3. Tanggal 07-09-2013 oleh Rinda : Jelaskan Siapa Kakak Sebenarnya
  4. Tanggal 08-09-2013 oleh Insan Robbani : Tulisan Engkau Tetap Kakakku
  5. Tanggal 09-09-2013 oleh Hadi Prayitno : Pandangan tentang Istri Kedua
  6. Kamukah selanjutnya ... ? 

*) Apakah aku akan bisa menjawab semua ide yang telah mampir? Well, make me. 

Deadline Ide : 30 September 2013
Informasi Lanjut : Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]



Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Aloha guys! Miss me?  ( ✿◠‿◠)o  Oh my goodness, if you really do, raise your hand please. Er-rr, nobody? Warui desu kedo yo. Ha-ha! Maksudnya merindukan tulisanku kok, bukan akunya. Well... tokorode, tiba-tiba saja terbersit asa; aku ingin mengeksplor tulisan lewat ide orang lain. Tepatnya, lewat idemu!

Tapi aku tidak akan mencurinya. Tentu saja, karena hatimu adalah hakmu. Dan itu berarti idemu adalah asasimu. Maka dari itu, aku bermaksud memintanya. Caranya? Ya, melalui Event Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis].

Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]

Warning! Kesempatan ini hanya datang semau gue as known as kejadian langka. Jadi memang kesannya bakal norak banget dan cukup payah juga. Er-rr, meski begitu, aku tetap ingin melakukannya. Nggak apa kan? Ini hanya sekadar salam, bahwa mungkin saat ini otakku sedang buntu, butuh pencerahan. Istilah kerennya, aku terkena writer's block.

Mau membantuku?

Nah, kalau event ini memicu adrenalinmu, segera layangkan idemu padaku! Nggak perlu ditunda-tunda segala, atau kamu akan menyesal seumur jagung. Soalnya dengan cuma-cuma, aku bakal membuatkan tulisan berdasarkan permintaanmu.


SYARAT DAN KETENTUAN
  1. Follow blog ini.
  2. Silakan membuat permintaan tulisan sesuka hati.
  3. Permintaan bisa dengan mengajukan sebuah ide bebas, memesan tema atau judul tertentu sebuah tulisan, menganjurkan review atau resensi tentang sesuatu, mengharuskan pembuatan puisi atau kalimat motivasi, mengusulkan penuturan kisah nyata yang terjadi di antara kamu dan aku, mengharapkan postingan tutorial tertentu, dan lain sebagainya.
  4. Tulis dalam format Microsoft Word. 
  5. Sertakan biodata diri secara jelas dan singkat (sertakan nomor handphone). 
  6. Kirim file ke email admin@nurmayantizain.com sebagai attachment (lampiran) dengan menggunakan subject/judul Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]
  7. Masa berlaku panggilan : 30 September 2013.

PERMINTAAN YANG DIKABULKAN
  1. Tidak memicu konflik SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).
  2. Tidak bernilai vulgar dan tidak provokatif ke arah yang negatif.
  3. Aku mutlak menyukai permintaan tersebut.

KEUNTUNGAN YANG KAMU DAPATKAN
  1. Request tulisanmu dipajang di Kemilau Cahaya Emas.
  2. Menebar ide, menambah ilmu, merekat silaturahmi.
  3. Mendapatkan pulsa senilai Rp 5.000,- bagi permintaan yang dikabulkan.

Ada yang kurang jelas alias tidak dimengerti perihal di atas? Tidak perlu sungkan untuk bertanya. Aku akan sedia memandumu. Jadi tunggu apa lagi? Kirimkan idemu ya!


I am waiting for you. But not for forever.

Jujur saja, aku ingin meninggalkan sesuatu yang bisa menetap di hati orang-orang. Tidak perlu sesuatu yang besar. Tidak perlu sesuatu yang dapat digenggam. Untuk sekejap, aku hanya ingin menyentuh hati mereka, hatimu.


.:: Event Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis] ::.


Kecemburuan Cahaya pada Langit

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Maaf, asal kamu tahu, kamu tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Langit. Kalau kamu ingin dipandang baik, setidaknya, berusahalah menjadi seperti Langit."

Kalimat itu lurus, nyelekit, menulang hingga ke sanubari pendengarnya, si putri Cahaya. Dia bergeming tanpa suara. Tenang, setenang bulir air yang kini menggenang di pelupuk matanya. Dia berharap akan ada hujan yang bisa menyamarkan kepedihan di hatinya.

Ini bukan pertama kalinya dia mendapat sindiran seketus itu. Bukan pula pertama kalinya kesan buruk menempel di cahayanya. Seharusnya dia tak patut bersedih. Seharusnya. Tapi kenapa air matanya tidak bisa berhenti mengalir?

Tak disangka, fenomena ini bisa terjadi. Kecemburuan cahaya pada langit. 

Cahaya sudah mengenal Langit selama satu dekade kurang dua tahun. Bagi Cahaya, Langit memang sosok yang memesona. Benar, dia yang selalu tampil tegar nan kuat. Langit. Satu-satunya makhluk yang berdiri tanpa tiang, kan?

Oleh sebab itu, Cahaya suka sekali memandang Langit. Sekedar meyakinkan diri bahwa kakinya masih memijak bumi, masih tidak melampaui batas. Betapa nyatanya karunia Allah, bahkan dengan keberadaannya saja, Langit mampu memberikan secercah harapan dalam masa-masa penjajakan dunia. Cahaya sungguh bersyukur, ada langit yang bersinar.

Kecemburuan Cahaya pada Langit
Sekedar meyakinkan diri bahwa kakinya masih memijak bumi, *)referensi gambar

Awalnya, Cahaya pikir Langit yang merona biru itu tak akan pernah tampak kelabu. Apalagi Langit kerap dibayangi aura misterius dari beribu-ribu gumpalan awan putih. Hey, ternyata langit bisa saja menghitam. Ketika para awan saling bertarung dalam dimensi beku, lalu menuai proses presipitasi, di sanalah sendu itu muncul. Hujan. Takjub, ternyata Langit bisa menangis juga ya?

Setelah mengetahui fakta tersebut, Cahaya semakin getol bermain dengan Langit. Dia merasa, langit sudah menjadi bagian dari cerita-cerita kesehariannya. Ada canda, tak jarang duka dan pasti diselingi suka. Entah sejak kapan, Cahaya menjadi begitu dekat pada Langit. Entah sejak kapan, keduanya saling berbagi hati.

Lalu kepedihan apa yang ingin disamarkan oleh cahayanya?

Ini nestapa. Bila seseorang dibandingkan dengan orang asing, tentunya tidak akan ada hati yang meringis. Lain halnya bila membandingkan dua kawan yang akrab lagi sejati. Lebih-lebih bila titik poin perbandingannya menjatuhkan yang satu di atas yang lain. Pedih. Rasa-rasanya dunia menjadi gelap. Mungkin, itulah yang dirasakan oleh Cahaya.

"Maaf kalau secara tidak langsung aku telah menyakiti hatimu. Mohon diampunkan kepada Allah. Orang yang bisa berpikiran begitu, membandingkan seperti itu, justru karena dia tidak tahu apa-apa tentang kita berdua."

Itu kalimat yang dilontarkan oleh Langit ketika Cahaya mengadu padanya.

Ah, damai. Langit memang paling bisa menetralisir rasa. Alhamdulillah, meski rona malu masih membekas di wajah Cahaya, dia kini tampak bahagia. Bukan karena tuduhan buruk itu akhirnya tidak merusak otaknya, atau karena dia merasa menang atas pendapat tidak sopan itu. Bukan. Dia bahagia karena di titik yang hampir frustasi itu, dia menemukan Langit yang bisa menjadi tumpuan berdirinya. Sungguh beruntung.

Seiring berjalannya waktu, tiba-tiba ada sekat tak kasatmata yang membentang di antara Cahaya dan Langit. Ada apa gerangan? Selidik punya selidik, ternyata Cahaya mulai jarang mengunjungi Langit. Dia mulai sibuk mendekam di istananya. Entah apa yang dia lakukan, tidak seorang pun tahu, bahkan Langit pun tidak. Mungkinkah cahayanya mulai meredup?

Ternyata Cahaya mempunyai rahasia. Ya, rahasia yang tidak dikatakannya pada Langit tetapi diumumkannya pada rumput dan ilalang. Ironis, Langit harus mengetahui kabar Cahaya dari bisik-bisik di padang rumput. Seharusnya Cahaya tersindir malu karenanya. Alih-alih sadar diri, Cahaya malah tampak menyepelekan hal tersebut.

Cahaya tidak paham, rupanya ada hati yang merasa terasingkan. Rupanya ada hati yang merasa sepi. Eksotis. Karena sedikit pun, Cahaya tidak pernah berani berpikir sombong, bahwa Langit selalu menanti cerita-cerita tidak penting lagi absurd yang dikisahkannya hampir di setiap penghujung senja. Wow, ternyata dia cukup dirindukan juga ya?

Mendadak hatinya menghangat. 

Bodoh. Bodoh sekali. Karena berpikiran Langit tidak bisa menerimanya, Cahaya serta-merta meminta rumput dan ilalang untuk mendengarkan kisahnya. Bertindak naif, tanpa tahu, walau seredup apapun cahayanya, ternyata Langit masih tetap menantinya. Ya, menanti Cahaya yang datang dan berekspresi lepas di bawah hamparan Langit yang membiru.



Makassar, Sesi I : Call for Ideas [Kamu Meminta, Aku Menulis]
13 September 2013 Miladiyah / 08 Dzul Qa'dah 1434 Hijriyah. 
Untuk dan Hanya Untuk Langit dengan segala kebaikan hatinya.
Ukhtayya, ana uhibbukifillah. ほんとう に ごめんなさい。Thank you!

Jodoh itu Rahasia Allah

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Nikah itu bukan perkara gedenya rezeki, tapi gedenya nyali. Bukan hidup yang mapan, tapi jiwa yang mapan. Bukan menunggu adanya gaji bulanan, tapi adanya komitmen menjemput penghasilan. Jika ada lelaki yang bilang menyukaimu, tanyakan padanya, kapan kau akan menikahiku?"

(Dilansir dari buku "Ya Allah, Siapa Jodohku?" karangan Ahmad Rifa'i Rif'an)


Kalau kau mengenalku, kau pasti tahu, aku sangat suka berbicara tentang rasa. Hahaha. Ups, kenapa tiba-tiba terlintas tawa ya? Maaf, maaf. Soalnya mendadak geli di sekitar tengkuk, belum lagi jantungku gatal bukan main. Yaa Allah, ampuni kekacauan hatiku.

Oke, tulisan kali ini [lagi-lagi] akan mengangkat tema cinta. Tepatnya, tentang jodoh. Yang merasa agak-agak gimanaa gitu, santaikan keningmu, you'll be fine. Benar, hatimu akan baik-baik saja. Promise! Emm... kecuali, mungkin tanah di sekitarmu akan sedikit berguncang. Ehem, hahaha!

Dalam keseharian, aku selalu bertanya-tanya, jodoh itu ... apa ya? Padahal hanya satu kata yang terdiri dari lima huruf, tapi kok, kalau diomongin jadi heboh bener ya? Belum lagi, bisa menimbulkan halusinasi akut. Mematikan. Ckckck, tidakkah itu lebih menakutkan dibanding makhluk tak kasatmata sekalipun?

Jodoh itu Rahasia Allah

Nah suatu ketika, di dalam burung besi raksasa menuju Kuala Lumpur, khayalku teracuni oleh kisah cinta mencengangkan antara drakula dan manusia dari sony picture animation. Jangan membayangkan berlebihan, itu hanya sebuah animasi klasik, jadi aura kelamnya tak nampak, digantikan kesan unyu lagi menggemaskan. Eh, apa? Kau tidak mengerti apa yang kumaksudkan? Aish, itu sebuah film tiga dimensi. Judulnya, Hotel Transylvania.

Well, dari film tersebut, ada satu hal yang mampu menarik alam bawah sadarku sampai ke level nyata. Keren. Aku berbicara tentang fenomena jodoh yang diungkap oleh tokoh utama dalam kisah tersebut. Benar, mereka menyebutnya, Zing.

Kupikir istilah itu diambil dari bahasa asing. Ya, zing dalam bahasa inggris bermakna energi positif yang bisa membangkitkan semangat. Katanya, bila kau bertemu dengan seseorang yang tiba-tiba saja mampu mengalihkan duniamu dalam sekejap, membuat jantungmu seakan berhenti berdetak, bersamaan dengan itu pula, waktu seakan berhenti berdetik. Lalu sekeras apapun kau berusaha, kau tidak akan bisa menyembunyikan binar matamu yang terpancar karena kehadirannya.

Pernah mengalaminya? Itulah zing.

Kesukaanku pada istilah zing membuat Ulfa, adikku yang manis, tergelitik. Pasalnya, dibanding kata zing, Ulfa lebih suka menggambarkan fenomena jodoh dengan sebutan imprint. Aku tercekat, imprint apaan ya?

Gomen ne, aku baru tahu ternyata itu istilah yang dipakai untuk mengungkap fenomena jodoh di kalangan werewolf a.k.a manusia serigala. Sudah bisa menebak apa yang kumaksud? Ya ya ya, gara-gara rekomendasi (paksaan, red) dari Ulfa, aku berhasil memahaminya sesaat setelah menyimak tetralogi twilight.

Imprint. Kau tahu kalau kau berjodoh dengannya ketika pertama kali memandangnya. Suatu rasa alamiah yang muncul begitu saja, tiba-tiba dan merasuk jiwa. Bagian terkerennya adalah kau tahu bahwa bukan gravitasi yang menahanmu di bumi ini, melainkan keberadaannya.

Dalam bahasa inggris, imprint diterjemahkan sebagai jejak. Setelah dipikir-pikir, lumayan masuk akal. Maksudku, ketika kau jatuh cinta pada seseorang, imprint, itu berarti kau membiarkan dia memasuki hatimu dan meninggalkan jejaknya di sana. Bukankah begitu?

Mari meninggalkan zing dan imprint. Aku masih mau membahas satu lagi istilah jodoh yang begitu melekat di memoriku, sepanjang masa. Soalnya istilah jodoh yang masih berdasarkan skenario bani adam ini, sudah dirilis 15 tahun silam, namun tetap saja, aku begitu menyukainya. Kuch-kuch hota hai कुछ कुछ होता है.

Dalam bahasa india, kuch-kuch hota hai berarti something happened alias sesuatu telah terjadi. Sesuatu apa? Sesuatu yang mengalir begitu cepat melalui aliran darahmu, mengguncang syarafmu, lalu mendebarkan hatimu. Kau mungkin tidak sadar, kalau kau telah jatuh cinta padanya, sejak pandangan pertama.

Well, tiba-tiba saja hatiku terasa hangat. Oops, hahaha! Padahal aku baru mau masuk inti tulisan dari fenomena jodoh ini. Ehem... jadi begini, ketiga istilah tadi itu mutlak buatan manusia, maksudku istilah-istilah itu timbul dari imaji dan pikiran manusia. Tahu tidak, ada loh, istilah yang dirunut berdasarkan sandiwara langit.

Namanya, tulang rusuk.

Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika kalian memaksa untuk meluruskannya, niscaya ia akan patah. Namun jika kalian biarkan, mereka akan senantiasa bengkok. Maka sikapilah para wanita dengan baik.”

(HR. Muslim dan Al-Bukhari dari Kitab An-Nikah No. 5186)

Jadi boleh kan, aku menutup fenomena jodoh ini dengan istilah terakhir, tulang rusuk. Aku terkagum-kagum karenanya, istilah yang paling manis di antara yang manis-manis. Ya, sang pemilik tulang rusuk dan si tulang rusuk itu sendiri. Seorang wanita yang disifati bengkok tetapi selalu paling bisa menjadi akar kebahagiaan bagi lawan jenisnya. Ya, menjadi ultimatum cahaya untuk jodohnya, pasangan hidupnya.

Jodoh itu Rahasia Allah

Menurutku, itulah fenomena jodoh yang sebenarnya. Tulang rusuk. Ketika kau tahu kekurangan seseorang tetapi kau tetap bertahan untuknya, beriktikad keras untuk selalu berada di sampingnya dan dibandingkan menyudutkan posisinya, kau lebih memilih untuk memihaknya. Ya, membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.

Jodoh itu Rahasia Allah. Kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi ke depan. Namun aku yakin, baik kau maupun aku, akan selalu terpesona dengan sandiwara langit yang Allah siapkan untuk hamba-hamba-Nya. Subhanallah.

Sekali lagi, Jodoh itu Rahasia Allah. Kau tidak bisa bilang telah berjodoh dengan seseorang sampai kau telah halal sempurna baginya, sampai 'arsy Allah berguncang karena prosesi akad nikah yang dilangsungkan, sampai hak perwalian berpindah dari kedua orang tua ke seorang suami. Tabaarakallahu Ta'ala.

Untuk yang terakhir kalinya, Jodoh itu Rahasia Allah. Sungguh, buka matamu lebar-lebar, buka akalmu matang-matang. Biarkan niat baik itu mengalir bersama ridho-Nya, Insyaa Allah. Jodoh bukanlah perkara aku menyukaimu, melainkan perkara aku menikahimu.



Makassar, dalam balutan-balutan doa untuk merajut masa depan
Tertanggal 01 Oktober 2013 Miladiyah / 26 Dzulqa'dah 1434 Hijriyah


Bilang, Cinta adalah Cinta

$
0
0

Bismillaahirrahmaanirrahiim 

*Bilang

Semangka adalah semangka, 
meski kita tidak tahu apakah isinya manis atau kecut
paling disebut semangka kecut

Ayam tetaplah ayam,
meski ada yang berbulu, ada yang habis bulunya
paling disebut ayam tak berbulu

Buku adalah buku
meski isinya berbahasa latin dan kita tidak mengerti
paling disebut buku entahlah

Pun mobil adalah mobil
meski rodanya copot dua
paling disebut mobil oleng, mobil tak bisa jalan

Maka, 
perasaan adalah perasaan
cinta adalah cinta

Meski tidak kita bilang, tetap saja cinta
Bahkan kalaupun cinta itu ditolak, dihina, dibanting

Dia sungguh tetap cinta
paling disebut dengan cinta tak sampai
cinta terpendam

Dan tidak mengapa
Kita tahu persis, tidak berkurang nilainya

Diambil dari notes Darwis Tere Liye 



Makassar, 17 Oktober 2013 Miladiyah / 12 Dzulhijjah 1434 Hijriyah
Fuwaaah, sankyu buat kamu, kamu dan kamu yang sudah merepotkan hariku
Terima kasih cinta! Terima kasih air mata! Terima kasih pelukan! Terima kasih! 
Hey, hey, hey! Aku belum menerima kadoku ('-' ) (._. ) ( ._.) ( '-') manaaa? Hahaha!


Undangan Walimatul Ursy

$
0
0
Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Undangan Siang - Maya & Helmi
Undangan Siang - Maya & Helmi


"Hey, apa ini berarti aku akan kehilanganmu sebagai putri cahaya?" tanyamu suatu hari.

Aku tersenyum. Kau tampak begitu kacau. Aku nyaris tak percaya akan mendapatkan tanya itu sebagai reaksi pertamamu. Bohong, sebenarnya aku tahu kegalauanmu. Ya, aku tahu walau jelas-jelas kau berusaha keras untuk menyembunyikannya.

"Datang ya!" jawabku riang.

Kau meringis, "Apa aku tidak akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanku?"

Aku menarik napas, "Ugh... Asal kau tahu, aku jauh lebih kacau darimu. Tadinya aku bersikeras tidak mau mengakuinya, tapi entah sejak kapan dia jadi sangat istimewa bagiku. Dia... berhasil meruntuhkan pertahananku. Dan pada akhirnya, aku harus jujur menghadapi perasaanku sendiri. Dia... aku..."

Bukk!!
Aww, bagaimana mungkin, kau menghujamkan tinju padaku?!

Aku menatapmu tajam. Wajahmu memancarkan rona kesal. Aku semakin kebingungan. Lalu tiba-tiba suaramu naik setengah oktaf, "Apa kau tidak sadar, wajahmu memerah! Argh, sungguh bikin frustasi. Ternyata mengakui kalau putri cahaya telah jatuh cinta itu jauh lebih berat dari yang kuduga."

"Aa-a...!" suaraku tercekat di tenggorokan.
"Aku seperti diingatkan, kalau waktuku bersamamu sudah menipis," lirihmu.

Spontan, aku menggenggam tanganmu. Aku berkata lembut, "Untuk awalnya, aku butuh adaptasi. Namun, aku tidak akan hilang. Sebaliknya, aku akan menjadikannya pangeran cahaya, sehingga aku dan dia bisa menyatu dalam cita dan cinta, Insyaa Allah. Ini janjiku."

Kau tersenyum lalu serta merta memelukku erat.

"Jadi, kau datang kan?" tanyaku.
"Uhm... mungkin tidak."

Aku menautkan alis. Seketika bahuku rontok dan rasa-rasanya tanah yang kupijak runtuh. Ck, kumohon hati, jangan menangis. Semua terjadi untuk yang terbaik, ingat? Aku berseru, "Kalau begitu, aku mau hadiah pernikahan!"

"Haha boleh! Katakan saja, apa maumu? Tapi ... dibandingkan hadiah pernikahan, aku lebih mau kau melibatkanku dalam persiapan hari besarmu. Aku tidak akan seenaknya berjanji, tapi sungguh, mungkin saja aku bisa berguna untukmu. Apa kau tidak tahu, rasanya begitu menyakitkan ketika kau mengasingkanku."

Tak terasa, bulir-bulir bening memupuk di mataku. Aku menggertakkan gigi, berusaha menahan haru yang membiru. Selama ini aku terlalu kaku. Melihatmu yang berkaca-kaca, membuatku tersadar. Aku sudah terlampau membuatmu cemas. Maaf ya. Maaf sudah bertindak pendek. Aku tidak tahan lagi, tangisku pun pecah.

"Bolehkah aku menyusahkanmu?"
Kau mengangguk, "Bukankah itu gunanya seorang saudari?"



----------------------------------------------------------
Makassar, 23 Oktober 2013 Miladiyah / 18 Dzulhijjah 1434 Hijriyah
Untuk kamu, siapapun kamu, kamu yang membaca undangan ini, datang ya!
Aku meminta maaf untuk segala khilaf dan dosa yang pernah kulakukan padamu. 
Mohon panjatkan doa tulus untukku ya, semoga Allah memberikan berkah padaku, 
mencurahkan keberkahan atas pernikahanku dan semoga Allah
menyatukanku dengannya dalam kebaikan.
Insyaa Allah. Aamiin.


Viewing all 71 articles
Browse latest View live